Sabtu, 24 Desember 2016

Prosfek Cerah Usaha Budidaya Jamur Tiram

Salam sukses, sahabat. Dalam blog ini saya ingin berbagi pengalaman tentang usaha budidaya jamur tiram. Mungkin sebagian dari sobat belum tahu secerah apa sih usaha jamur tiram saat ini dan kedepannya. Yah, cari informasi itu penting sebelum sobat benar-benar terjun menggelutinya.

Sambil kerja di depan komputer sambil cari informasi peluang usaha, itulah yang saya lakukan dulu. Akhirnya, setelah searching bolak balik berbagai jenis Usaha Kecil Menengah, pilihan saya jatuh pada usaha budidaya jamur tiram. Kebetulan di kampung halaman saya suhu udaranya cocok untuk tumbuh kembang jamur. Saya pun memanfaatkan saung bekas penyimpanan kayu ukuran 5x3 meter milik orang tua.

Kumbung jamur sekecil itu ternyata mampu menampung sekitar 1000 an baglog jamur tiram karena cara tanamnya bisa disusun memakai rak dari bambu. Yah, budidaya jamur tiram tak perlu memerlukan lahan luas seperti bertani singkong atau jagung.

Untuk meminimalisir kerugian lantaran masih awam, saya pun coba membeli baglog jadi sebanyak 1000 log dengan harga per baglognya Rp 2500. Tahap awal sebaiknya jangan langsung produksi sendiri karena resiko kegagalannya sangat besar. Belum lagi macem-macem peralatan yang harus dibeli butuh modal yang lumayan. Kegagalan produksi kebanyakan disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang jamur itu sendiri, maka untuk pemula sebaiknya belilah baglog jadi dari petani berpengalaman.

Saat panen tiba, hati ini senang bukan kepalang. Memetik jamur tiap hari bisa jadi obat pereda stres lho. Hasil panen dibeli langsung oleh tengkulak dengan harga Rp 10.000 per kg. Jika ingin harga lebih tinggi  langsung saja bawa ke pasar terdekat dengan harga Rp 15.000 an per kilonya. Harga jamur cenderung stabil, kecuali seminggu sebelum lebaran Idul Fitri dan seminggu setelah lebaran harganya merosot. Itu karena pasar masih sepi, orang-orang masih pulang kampung. Sementara jamur tiram terus tumbuh tanpa bisa dicegah. 

Untuk itu, sebaiknya sobat mengolahnya jadi keripik jamur krispi, nugget, abon atau olahan lainnya agar jamur tak terbuang dan bisa dapat untung lebih tinggi dari olahan. Saya pribadi lebih tertarik dengan jamur tiram karena harganya lebih merakyat, sehingga bisa dibeli oleh kalangan ekonomi bawah. Sobat bisa lihat sendiri olahan jamur tiram sudah banyak di tukang sayur, warteg hingga restoran.

Peluang usaha jamur bisa dibilang prosfektif. Sebab, dari sisi manfaatnya sangat penting berkat kandungan gizinya yang tinggi. Jamur jenis ini memiliki protein nabati mencapai 10-30%. Dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan protein yang terkandung dalam asparagus, kol dan kentang. Empat kali lipat dari tomat dan wortel serta enam kali lipat dari buah jeruk. Belum lagi khasiatnya mampu meningkatkan sel darah merah, menurunkan kolesterol, mengobati kanker dan bisa sebagai tambahan gizi bagi ibu hamil.

Karena itu, seiring kesadaran masyarakat akan manfaat jamur, maka konsumsi jamur diperkirakan bakal terus meningkat.  Jamur tiram juga cocok sebagai pengganti daging ayam bagi para vegetarian yang memilih makanan sehat.

Nah, mungkin sobat membayangkan kira-kira bisa ngga ya panen tiap harinya 2 kwintal, 3 kwintal atau 1 ton? Itu semua bisa-bisa saja, tergantung jumlah modal dan kegigihan berusaha. Perlu diketahui, usaha jamur tak melulu mengandalkan panen, sobat juga bisa menjual bibit jamur, menjual baglog dan membuat produk olahan yang justru untungnya bisa lebih tinggi.

Lalu, bagaimana langkah yang tepat untuk bisa memulai jamur tiram? Berapa kira-kira modalnya? Saya sarankan sobat ikuti pelatihan terlebih dahulu atau sering-sering silaturahmi ke petani yang sudah berpengalaman. Untuk tips dan trik tentang budidaya jamur tiram akan saya share di postingan selanjutnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar