Salam sukses, sahabat. Dalam blog ini saya ingin berbagi
pengalaman tentang usaha budidaya jamur tiram. Mungkin sebagian dari sobat
belum tahu secerah apa sih usaha jamur tiram saat ini dan kedepannya. Yah, cari
informasi itu penting sebelum sobat benar-benar terjun menggelutinya.
Sambil kerja di depan komputer sambil cari informasi peluang
usaha, itulah yang saya lakukan dulu. Akhirnya, setelah
searching bolak balik berbagai
jenis Usaha Kecil Menengah, pilihan saya jatuh pada usaha budidaya jamur tiram. Kebetulan
di kampung halaman saya suhu udaranya cocok untuk tumbuh kembang jamur. Saya pun
memanfaatkan saung bekas penyimpanan kayu ukuran 5x3 meter milik orang tua.
Kumbung jamur sekecil itu ternyata mampu menampung sekitar
1000 an baglog jamur tiram karena cara tanamnya bisa disusun memakai rak dari bambu.
Yah, budidaya jamur tiram tak perlu memerlukan lahan luas seperti bertani
singkong atau jagung.
Untuk meminimalisir kerugian lantaran masih awam, saya pun
coba membeli baglog jadi sebanyak 1000 log dengan harga per baglognya Rp 2500.
Tahap awal sebaiknya jangan langsung produksi sendiri karena resiko
kegagalannya sangat besar. Belum lagi macem-macem peralatan yang harus dibeli butuh modal yang lumayan. Kegagalan produksi kebanyakan disebabkan
karena kurangnya pengetahuan tentang jamur itu sendiri, maka untuk pemula sebaiknya
belilah baglog jadi dari petani berpengalaman.
Saat panen tiba, hati ini senang bukan kepalang. Memetik jamur
tiap hari bisa jadi obat pereda stres lho. Hasil panen dibeli langsung oleh tengkulak dengan
harga Rp 10.000 per kg. Jika ingin harga lebih tinggi langsung saja bawa ke pasar terdekat dengan
harga Rp 15.000 an per kilonya. Harga jamur cenderung stabil, kecuali seminggu
sebelum lebaran Idul Fitri dan seminggu setelah lebaran harganya merosot. Itu karena
pasar masih sepi, orang-orang masih pulang kampung. Sementara jamur tiram terus
tumbuh tanpa bisa dicegah.
Untuk itu, sebaiknya sobat mengolahnya jadi keripik
jamur krispi, nugget, abon atau olahan lainnya agar jamur tak terbuang dan bisa
dapat untung lebih tinggi dari olahan. Saya pribadi lebih tertarik dengan jamur tiram karena
harganya lebih merakyat, sehingga bisa dibeli oleh kalangan ekonomi bawah. Sobat
bisa lihat sendiri olahan jamur tiram sudah banyak di tukang sayur, warteg
hingga restoran.
Peluang usaha jamur bisa dibilang prosfektif. Sebab, dari sisi
manfaatnya sangat penting berkat kandungan gizinya yang tinggi. Jamur jenis ini
memiliki protein nabati mencapai 10-30%. Dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan
protein yang terkandung dalam asparagus, kol dan kentang. Empat kali lipat dari
tomat dan wortel serta enam kali lipat dari buah jeruk. Belum lagi khasiatnya
mampu meningkatkan sel darah merah, menurunkan kolesterol, mengobati kanker dan
bisa sebagai tambahan gizi bagi ibu hamil.
Karena itu, seiring kesadaran masyarakat akan manfaat
jamur, maka konsumsi jamur diperkirakan bakal terus meningkat. Jamur tiram juga cocok sebagai pengganti
daging ayam bagi para vegetarian yang memilih makanan sehat.
Nah, mungkin sobat membayangkan kira-kira bisa ngga ya panen
tiap harinya 2 kwintal, 3 kwintal atau 1 ton? Itu semua bisa-bisa saja,
tergantung jumlah modal dan kegigihan berusaha. Perlu diketahui, usaha jamur
tak melulu mengandalkan panen, sobat juga bisa menjual bibit jamur, menjual
baglog dan membuat produk olahan yang justru untungnya bisa lebih tinggi.
Lalu, bagaimana langkah yang tepat untuk bisa memulai jamur
tiram? Berapa kira-kira modalnya? Saya sarankan sobat ikuti pelatihan terlebih
dahulu atau sering-sering silaturahmi ke petani yang sudah berpengalaman. Untuk
tips dan trik tentang budidaya jamur tiram akan saya share di
postingan selanjutnya…